Pendahuluan
Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi (wama kholaqtul jinni wal insan ila liya’budun), demikian bunyi sepenggal ayat dalam Al-qur’an yang menerangkan bahwa Allah menciptakan alam semesta ini (berikut isinya) tidak main-main dan penciptaannya sebagai pertanda bahwa kita sebagai manusia harus berfikir tentang kekuasaannya, tentang kebesarannya dan kekuatannya.
Banyak sekali ayat-ayat Allah yang betebaran jika kita menyadari dengan landasan iman dan ilmu. Betapa Maha Rahman dan Maha Rahimnya DIA terhadap semua makhluknya, tanpa terkecuali. Bumi beserta tumbuh-tumbuhan, lautan dan pegunungan semua bertasbih kepada NYA, tak terkecuali hewan dan kita manusia.
Allah menciptakan seisi alam ini diberikan kepada hambanya yang bernama manusia, supaya mereka berzikir dan berfikir atas kebesaran dan kemahadahsayatan ciptaannya. Gunung-gunung yang berdiri kokoh, seolah bagai dipaku tertancap di bumi. Bintang-bintang di langit dengan cahayanya yang gemerlapan seolah menerangi mayapada ini, dimanapun kita berada. Sungguh elok dan mengagumkan pemandangan di langit penuh bertaburan kerlap kerlip cahaya gemintang. Begitupun rembulan yang memendarkan cahaya terangnya di malam hari menambah keindahannya.
Allah yang memiliki 99 nama yang indah ), sering dilafazkan atau dilantunkan di surau-surau, langgar-langgar dan musholla-musholla serta masjid-masjid, karena dengan melafazkan nama-nama Allah tersebut mampu menggetarkan qolbu bagi siapa saja yang mengucapkannya maupun yang mendengarkannya. Keagungan asma Allah sanggup meruntuhkan relung-relung hati setiap pendengarnya. Setiap asma Allah yang dilantunkan mempunyai makna yang dalam dan membawa qolbu kita jauh mengajak kita untuk senantiasa bersujud dan bertawakal, berpasrah diri karena ketiadaberdayaan kita sebagai makhluk yang tak memilki kekuatan apapun; apalagi untuk menandingi ciptaannya, nauduzubillahiminzhaliq. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah menciptakan dan menguasai atas semua makhluknya, irodat dan qodarnya adalah milik Allah, kita manusia hanya seonggok debu yang tak memilki arti apa-apa. Bila debu itu ditiup angin, maka beterbanganlah dan habis tak tersisa, apatah lagi kekuatan untuk melawan kebesarannya. Maha Besar Allah dengan segala ciptaannya.
Mengingat dan mengingat akan kebesaran Allah bukanlah sebuah keterpaksaan yang harus dijalankan, tetapi berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Robbul Jalal dan Robbul ‘Izzati. Menundukkan kepala dan juga hati kita kepada NYA, agar Allah tidak murka kepada kita, niscaya DIA akan juga ingat kepada kita, menurunkan hidayah dan inayahnya, menurunkan rahmat dan maghfirohnya, jika kita setiap saat berusaha mendekatkan diri kepada ROBB Maha Pencipta, Maha Penentu, Maha Pengasih, Maha Penjamin, Maha Pemurah dan sebagainya. Hidup dan kehidupan kita, DIA lah yang mengatur dengan perantaraan malaikat-malaikatnya yang telah diberi kewenangan karena atas izinnya. Malaikat Mikail yang bertugas menurunkan hujan dan memberikan rizki, Malaikat Rokib dan Atid yang bertugas mencatat segala amal perbuatan kita serta malaikat-malaikat lainnya yang juga diberikan tugas menurut bidang tugas yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahuwata’ala.
Kisah Penciptaan Manusia
Pertama kali Allah menciptakan manusia adalah Adam. Adam konon tinggal di surga dengan berbagai fasilitas yang sangat berlimpah. Dengan kesendiriaannya Adam asyik masyuk di surga menikmati hidangan nan lezat-lezat, tetapi lama kelamaan Adam merasa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Adam merasa seorang diri tanpa pendamping disisinya yang kelak nanti didampingi oleh Siti Hawa, kemudian mengungkapkan perasaan hatinya kepada Allah Sang Khaliq. Namun Allah lebih mengetahui apa-apa yang tidak diketahui manusia, yakni Adam ‘Alaihi Salam, subhanaka lailmalana illa ma’alamtana innaka ‘antal ‘alimulhakim. Allah mengetahui kegundahan Adam yang seorang diri di surga tanpa ditemani ‘lawan jenisnya’ yakni Siti Hawa. Maka dengan melihat Adam yang masih seorang diri, Allah lalu mencabut tulang rusuk Adam untuk diciptakan menjadi Siti Hawa, Subhanallah, Maha Suci Allah. Kemudian jadilah Siti Hawa yang cantik rupawan itu mendampingi Adam.
Selanjutnya dalam kisah yang termuat dalam Al-qura’an Kitab Yang Mulia Allah telah memerintahkan kepada Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, mereka lalu bersujud. Kemudian diperintahkan pula kepada Iblis untuk bersujud kepada Adam, tetapi Iblis menolak bersujud dengan alasan ia lebih mulia daripada Adam, Usjudu li adama fasajadu ila iblis, aba wastakbaro wakana minal kafiriin. Iblis berkata ‘Anna khoiru minkum wa anna kholaqtani minnar anta kholaqtana mintin’ (Aku lebih mulia daripada kamu dan aku diciptakan dari Api sedang engkau diciptakan dari Tanah), maka dengan demikian iblis telah termasuk golongan yang kafir karena telah menolak bersujud kepada Adam dan menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam Alaihi Salam. Naudzubillahiminzhaliq.
Dalam Al-qur’an banyak disebutkan tentang kejadian atau penciptaan manusia, diantaranya adalah Surat At-tiin ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) yang berbunyi sebagai berikut : ayat (1) “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun”, ayat (2) “dan demi bukit Sinai”, ayat (3) “dan demi Kota (Mekah) ini yang aman”, ayat (4) “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” serta ayat (5) “kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya”.
Sekilas Tentang Jin
Allah bukan hanya menciptakan makhluq yang bernama manusia saja, tetapi juga jin, sebagaimana firman Allah “wama kholaqtul jinni wal insan ila liya’buduun” artinya “tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi (kepada Ku)”.
Jika manusia beriman kepada Allah, maka jin pun beriman kepada Allah. Namun jika manusia ada yang ingkar kepada Allah, maka jin pun demikian juga. Permasalahannya adalah, bila manusia itu mendapat utusan Allah yang bernama Nabi atau Rosul, maka bagaimana pula dengan jin? Wallahu ’alam bishowab.
Hanya dalam Surat Al-Jin dikatakan bahwa bangsa jin itu beriman setelah mendengar (bacaan) Al-qur’an sesuai dengan firman Allah dalam ayat (1) : ”Katakanlah (hai Muhammad) telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan Al-qur’an, lalu mereka berkata : ’Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-qur’an yang menakjubkan’ ”, ayat (2) : ”(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepada NYA dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Robb kami” dan ayat (3) : ”dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Robb kami, DIA tidak beristeri dan tidak (pula) beranak”. Demikianlah sekilas tentang jin.
Pengingkaran Iblis Terhadap Allah
Ketika iblis mengatakan bahwa dirinya lebih mulya daripada manusia (Nabi Adam a.s.), maka disinilah terjadinya awal pengingkaran iblis kepada Allah. Selanjutnya iblis pun diberi kebebasan oleh Allah untuk menggoda dan menggelincirkan manusia ke jurang kesesatan, sebagai pengikut iblis menuju lembah neraka, lembah yang hina dina dan penuh siksa, naudzubillahi min dzalik.
10. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. 2:10)
Memacu Zikir Dan Fikir Tentang Penciptaan Allah (.....BERSAMBUNG)
0 komentar